Bismillah,
Dua tiga hari ni Alhamdulillah, ralit betul membaca karangan
pak hamka, “Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck”. Pernah menonton lakon layarnya, cuma
kepingin mau melihat penulisan aslinya. Memang rare orang yang dikenali dengan
ketertinggian ilmu agama, menyulam madah cinta yang sangat puitis. Di sisipkan
juga pada kata-kata pengarang bagaimana penulisan novella ini agak ditentang
asbab gelaran ulama yang disandangnya. Namun diterbit juga penulisan ini.
Dulu ada juga teringin membaca novel dari luar, Cuma tembok
bahasa yang agak tinggi menyukarkan pemahaman. Tetapi kali ni rasa nak baca
jugak. Bersabar dengan tiap bait ayat. Lambat tapi boleh hadam Alhamdulillah.
Bukan takat hadam, beberapa watak utama dan sokongan agak ‘profound’
karakternya utamanya (Hayati dan Zainuddin)
Sangat lembut bahasanya, tetapi sangat kuat emosinya…..
Sangat tinggi cintanya, dan sangat tinggi tutur bahasanya….
Sangat tinggi ilmunya, namun sangat besar ujiannya….
Sangat aman hidupnya namun sangat keras adat yang harus
ditunduk padanya…….
Tarikan utama, sudah tentu kias bahasa yang tinggi, dan kata-kata
hikmah yang sangat halus dan high impact…
“Alam itu kadang-kadang bisu, dan kadang-kadang berkata, kadang-kadang muram dan kadang-kadang gembira rupanya. Semuanya itu bergantung kepada warna teropong hati yang melihatnya. Boleh pada suatu waktu kita datang kepada suatu tempat dengan hati iba, maka muramlah cahaya matahari dan lain kali kalau kita datang ke tempat itu juga, dengan hati yang gembira, dia akan gembira pula…….”
undang-undang hak cipta 1987- tarikh lahir gue dong ini~ |
Note: sudah-sudah, jatuh hati pula engku ini pada surat-suratnya si
Zainuddin…. Parah!!
Haha…. Jazzk~
No comments:
Post a Comment